BERLARI DARI KESYIRIKAN, AGAR AMALAN TIDAK TERHAPUSKAN
Manusia boleh berusaha yang syar’i untuk kebaikan kehidupannya. Boleh menghindar dari musibah atau bahaya atau bencana. Ini fithroh manusia. Otomatis manusia kan melakukannya. Tidak ada yang salah dengan hal itu.
Dunia disibukkan dengan usaha super maksimal supaya terhindar dari wabah yang menjalar. Apapun dilakukan demi keselamatan diri dan keluarganya : semprotan, isolasi, karantina,lockdown, social distancing, pembubaran perkumpulan,dsb. Yah, itu boleh, baik dan sah-sah saja.
Namun sayang, sering manusia lupa akan bahaya hakiki yang dahsyat membahayakan dunia dan akhirotnya. Maka, kitapun wajib dan harus berusaha maksimal, bahkan super maksimal, untuk menghindar dari bahaya virus dahsyat yang lebih sangat mematikan dan membinasakan daripada bahaya penyakit apapun. Yaitu bahaya syirik, larangan Alloh terbesar.
Misi terbesar para Nabi, memperingatkan manusia dari bahaya syirik dan menyeru tauhid.
وَلَـقَدۡ بَعَثۡنَا فِىۡ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوۡلًا اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ وَاجۡتَنِبُوا الطَّاغُوۡتَۚ فَمِنۡهُمۡ مَّنۡ هَدَى اللّٰهُ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ حَقَّتۡ عَلَيۡهِ الضَّلٰلَةُ ؕ فَسِيۡرُوۡا فِىۡ الۡاَرۡضِ فَانْظُرُوۡا كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ الۡمُكَذِّبِيۡنَ
Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).(QS. An Nahl: 36)
Mengeliminasi syirik adalah tujuan disyariatkannya jihad.
وَقَاتِلُوۡهُمۡ حَتّٰى لَا تَكُوۡنَ فِتۡنَةٌ وَّيَكُوۡنَ الدِّيۡنُ كُلُّهٗ لِلّٰهِۚ فَاِنِ انْـتَهَوۡا فَاِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعۡمَلُوۡنَ بَصِيۡرٌ
Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (QS. Al Anfal : 39)
Syirik akbar menghapus amal.
وَلَـقَدۡ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ وَاِلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِكَۚ لَٮِٕنۡ اَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوۡنَنَّ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ
Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi
(QS. Azzumar: 65 )
Alloh tak mengampuni pelaku syirik jika ia mati dlm keadaan musyrik.
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغۡفِرُ اَنۡ يُّشۡرَكَ بِهٖ وَيَغۡفِرُ مَا دُوۡنَ ذٰ لِكَ لِمَنۡ يَّشَآءُ ۚ وَمَنۡ يُّشۡرِكۡ بِاللّٰهِ فَقَدِ افۡتَـرٰۤى اِثۡمًا عَظِيۡمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An-Nisa’ : 48 ).
Alloh mengharomkan jannah bagi pelaku syirik dan menyediakan tempat tinggal kekal baginya dineraka.
لَقَدۡ كَفَرَ الَّذِيۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الۡمَسِيۡحُ ابۡنُ مَرۡيَمَ ؕ وَقَالَ الۡمَسِيۡحُ يٰبَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ اعۡبُدُوا اللّٰهَ رَبِّىۡ وَرَبَّكُمۡ ؕ اِنَّهٗ مَنۡ يُّشۡرِكۡ بِاللّٰهِ فَقَدۡ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيۡهِ الۡجَـنَّةَ وَمَاۡوٰٮهُ النَّارُ ؕ وَمَا لِلظّٰلِمِيۡنَ مِنۡ اَنۡصَارٍ
Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zhalim itu. (QS. Al Maidah: 72 ).
Sungguh mengerikan milyaran kali melebihi bahaya wabah.
Jadi, begitu besar bahaya syirik. Kita harus ” lari ” darinya ribuan kali lebih kencang dari lari kita dari penyakit kusta atau Corona. Kita jaga keluarga kita dengan penjagaan super maksimum darinya. Kita berlakukan sistem SMS ( Super Maksimum Security ) terhadap keluarga kita dari virus maut syirik. Kita harus khawatir virus syirik menjangkiti keluarga kita jutaan kali melebihi khawatir kita jika keluarga kita kena Corona.
Aneka kesyirikan menjalar dan membelit : syririk ibadah selain Alloh, syirik tradisi, syirik hukum, syirik sistem dan ideologi ( ideologi2 bikinan akal), syirik dien2 selain Islam, aliran kepercayaan, kebatinan, dsb.
Yuk kita bawa lari keluarga kita dari virus syirik ribuan kali lebih kencang melebihi lari kita dari kusta.
Kita ‘ semprot ‘ virus syirik dgn ‘ desinfektan ‘ tauhid. Kita isolasi virus syirik dan orang yang terjangkiti. Kita karantina. Kita berlakukan ” social distancing ” terhadapnya. Kita karantina, kita jauhi, musuhi dan benci.
قَدۡ كَانَتۡ لَـكُمۡ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ فِىۡۤ اِبۡرٰهِيۡمَ وَالَّذِيۡنَ مَعَهٗۚ اِذۡ قَالُوۡا لِقَوۡمِهِمۡ اِنَّا بُرَءٰٓؤُا مِنۡكُمۡ وَمِمَّا تَعۡبُدُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ كَفَرۡنَا بِكُمۡ وَبَدَا بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمُ الۡعَدَاوَةُ وَالۡبَغۡضَآءُ اَبَدًا حَتّٰى تُؤۡمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَحۡدَهٗۤ اِلَّا قَوۡلَ اِبۡرٰهِيۡمَ لِاَبِيۡهِ لَاَسۡتَغۡفِرَنَّ لَـكَ وَمَاۤ اَمۡلِكُ لَـكَ مِنَ اللّٰهِ مِنۡ شَىۡءٍ ؕ رَبَّنَا عَلَيۡكَ تَوَكَّلۡنَا وَاِلَيۡكَ اَنَـبۡنَا وَاِلَيۡكَ الۡمَصِيۡرُ
Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami mengingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja,” kecuali perkataan Ibrahim kepada ayahnya, “Sungguh, aku akan memohonkan ampunan bagimu, namun aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) Allah terhadapmu.” (Ibrahim berkata), “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertawakal dan hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. (QS. Mumtahanah:4)
Smoga Alloh tambahkan hidayah kepada kita, dan menambah taufiqnya kepada kita, sehingga kita mampu mengamalkan apa yang telah kita ketahui.
Wallohu a’lam.
Oleh: Abu Zaid Al Bulury
Jum’ah, 14 Rojab 1442 Hijriyah
