Salah satu syarat sahnya salat adalah menghadap kiblat. Kiblat yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya adalah Ka’bah yang kita lihat begitu banyak dikunjungi oleh umat manusia di Masjidil Haram Makkah.
Sebelum menjadi kiblat bagi kaum muslimin seperti sekarang, Ka’bah secara pondasi telah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Ismail sebagaimana yang Allah ceritakan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 127:
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ
“Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah (Ka’bah) bersama Ismail…” (QS. Al-Baqarah [02]: 127)
Disebabkan membangun Ka’bah ini merupakan ibadah, Ibrahim dan Ismail pun tidak lupa memanjatkan doa supaya amal ibadah ini diterima. Dalam lanjutan ayat tersebut, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail berdoa dengan redaksi berikut:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Ya Tuhan kami, terimalah amal ibadah dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [02]: 127)
Doa sebagaimana redaksi di atas sudah sepatutnya diamalkan oleh kita yang memang sangat membutuhkan. Dengan doa tersebut, kita berharap salat, puasa, zakat, sedekah, haji, dan ibadah harian lainnya benar-benar diterima oleh Allah dan kita dapati keberkahannya pada hari kiamat.
Wallahu Ta’ala A’lam.