“Bila engkau ingin berdo’a, sementara waktu yang kau miliki begitu sempit, padahal dadamu dipenuhi oleh begitu banyak keinginan, maka jadikanlah seluruh isi do’amu istighfar, agar Allah memaafkanmu. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya.”
– Ibnul Qoyyim –
Yang membuat hidup kita ruwet dan sumpek, tiada lain karena masih terlalu banyak unfinished business dalam diri, utamanya hubungan kita dengan Allah.
Tangga pertama yang tak mungkin diabaikan dalam perjalanan menuju kebahagiaan (dunia-akhirat) adalah kesungguhan hati dan keseriusan langkah untuk mengejar maaf dariNya.
Terlalu sibuk diri ini, siang-malam memikirkan bagaimana cara mewujudkan keinginan dan impian, pusing memikirkan bagaimana jalan keluar dari setiap persoalan, sampai-sampai lupa berharap agar Allah memaafkan.
Boleh jadi sakit hati yang sedang terasa, dan beban hidup yang tengah menghimpit, menjadi sebab Allah memaafkan kita. Tidakkah kita bahagia dengan itu semua?
Karena pada akhirnya, tiada yang lebih kita butuhkan dalam hidup ini melebihi kemaafan dariNya, tiada rezeki yang paling besar melebihi maafNya, tiada guna semua pencapaian hidup tanpa ampunanNya.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku.
Tanpa diminta, kelapangan adalah janjiNya, jalan keluar adalah jaminanNya, ketika kau dapatkan maafNya.
Semoga bermanfaat.