Seorang penjual es keliling berteduh di pos ronda karena hujan deras mendera. Sambil menahan dingin dengan dagangan yang baru habis kurang dari separuh, lalu dia membatin dan berusaha tabah “Ya.. hujaann.. belum rezekinya dagang es hari ini”
Tukang es di pos ronda tersebut sambil menunggu hujan reda, dia menghitung hasil jualan sebelum hujan tadi. Lalu memisahkan mana yang untuk modal buat es, mana yang akan digunakan untuk beli makan, dll.
Biasanya dia jarang hampir tidak pernah melakukan pemilahan ini. Dan sesaat dia bergumam.. “Alhamdulillah hasilnya masih cukup untuk buat es besok”. Meski masih kurang untuk beli makananya.
Seorang yang sudah merancang untuk pertemuan penting dengan client nya terpaksa gagal karena kemacetan yang parah efek hujan dan genangan air. Sambil mengeluh dan mengumpat kesal karena macet dan gagal mendapatkan calon cuatomernya dia bergumam “yaaa sudah.. memang belum rezekinya..”
Beberapa hari kemudian baru dia tahu bahwa ternyata calon customernya adalah penipu..
Lihat dua contoh diatas.. apakah tukang es dan bisnisman tersebut tidak mendapatkan rezeki saat itu?
Jawabannya TIDAK. Justru mereka mendapatkan rezeki lain yang lebih baik.
Tukang es mendapatkan rezeki waktu luang untuk berhitung dan memplanning besoknya. Sang bisnisman mendapatkan rezeki dengan diselamatkan dari penipuan.
Kita seringnya sudah ber su’udzon (buruk sangka) dahulu kepada Allah Ta’ala atas kejadian yang menimpa kita. Kita anggap Allah ‘lalai’ atau tidak sayang terhadap hamba dan makhlukNya.
Padahal sesungguhnya kitalah yang berprasangka buruk.
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Dan tiada satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya” (QS. Hud:6).
Rezeki Allah merata ke semua orang, baik yang bertakwa maupun yang tidak. Oleh karena itu, kita perlu lebih memperhatikan sesuatu yang mendatangkan kebahagiaan abadi: takwa. Allah menjamin orang kecukupan rezeki bagi orang-orang yang bertakwa:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar dari kesusahan, dan diberikanNya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, nescaya Allah mencukupkan keperluannya.” (QS. At-Talaq ayat 2-3).
Wallahu A’lam.