Entah apa yang ada pada benak seseorang yang curang. Kekhawatiran pada hasil angka perolehan tapi ia mengabaikan nilai-nilai kejujuran.
Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,
فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
Sesungguhnya kejujuran itu menenangkan hati, adapun kedustaan akan menggelisahkan jiwa (Shahih, HR. at-Tirmidzi 2518)
Hasil untung dan rugi atau yang lainnya bisa diperbaiki, tapi tidak dengan kepercayaan yang hilang.
Tidakkah perasaan takut merupakan sinyal agar seseorang menghentikan buruknya perbuatan?
Wallahu a’lam.