Belum cukupkah separuh waktu kita berkutat dalam perkara dunia. Sampai-sampai ibadah pun masih berorientasi padanya.
Shalat dhuha agar lancar rizki.
Bersedekah biar jadi kaya.
Dan lain semisalnya.
Allah ta’ala berfirman,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat (QS. asy-Syuraa: 20)
وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّ اَبْقٰى
Padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal (QS al-A’la: 17)
Betapa tercelanya ia yang mengejar dunia dengan amalan akhirat. Tujuannya melulu keuntungan dunia, dan lalai dari berharap ganjaran Allah ta’ala.
Wallahu a’lam.