🍃Pahala Tanpa Batas, Maukah Kita?🍃
Di antara kisah menakjubkan generasi pertama dalam bersabar atas ujian demi mengharapkan surga adalah yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Atha bin Abi Robah berkata, “Ibnu Abbas berkata, ‘Maukah aku perlihatkan kepadamu wanita penduduk surga..?? “Tentu,’ kataku.
Ia bercerita, ‘Ada seorang wanita mendatangi Nabi shalallahu alaihi wasallam dan berkata: “Aku terkena penyakit ayan. Ketika kambuh auratku tersingkap. Maka berdoalah kepada Allah untuk kesembuhanku.
Sabdanya: “Jika kamu mau bersabar maka kamu mendapat surga, tapi jika kamu mau aku akan mendoakanmu dan Allah akan menyembuhkankmu.
Maka dia berkata: “Kalau begitu aku akan bersabar, namun ketika kambuh auratku tersingkap. Berdoalah kepada Allah agar auratku tidak tersingkap.
Maka beliau lalu mendoakannya.
Inilah seorang muslimah yang bersabar menahan rasa sakitnya di dunia demi mendapatkan surga dengan segala kenikmatannya.
Jika ada yang terheran-heran maka cukuplah baginya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Jabir berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersbada:
“Di hari kiamat, orang-orang yang sentosa di dunia benar-benar mengharap seandainya kulit mereka diiris-iris dengan pisau di dunia lantaran melihat ganjaran orang-orang yang menderita (di dunia).”
Maka seyogyanya bagi mereka yang diberi nikmat kesehatan oleh Allah untuk memuji-Nya dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat ini dengan menggunakannya dalam ketaatan pada-Nya sebagaimana yang diperintahkan-Nya:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (QS al-Qashas: 77).
Hendaknya ia memanfaatkan waktu sehatnya dan kuatnya untuk menambah tabungan kebaikannya sebelum ia terkena sakit atau masa tua dan lemah, sebagaimana yang diwasiatkan oleh Nabi Allah:
“Manfaatkan lima perkara sebelum datangnya lima perkara, masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, waktu kosongmu sebelum waktu sibukmu, dan kehidupanmu sebelum kematianmu. (Diriwayatkan oleh Hakim dalam al-Mustadrak).
Barangsiapa yang diuji dengan
sakit hendaknya ia memuji Allah atas apa yang dideritanya, karena sesungguhnya sebagian musibah itu lebih ringan daripada musibah lain.
Hendaknya ia bersabar atas musibahnya itu dan mengharap pahala di sisi Allah ta’ala. Khusunya jika terluka di jalan Allah. Kesabaran atas apa yang menimpanya, dan rasa syukurnya atas nikmat yang dikaruniakan padanya berupa luka di jalan Allah adalah perkara yang diwajibkan.
Kita memohon kepada Allah agar menyembuhkan setiap kaum muslimin yang sakit, dan menjadikan rasa sakitnya sebagai penghapus dosa dan meninggikan derajat mereka, sungguh Allah Maha mampu akan hal itu, walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Senin, 10 Rojab 1442 Hijriyah
Abu Ibrohim Ayyash