Sedekah menolak bencana di akhirat sebagaimana sabda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam: “Bentengilah diri kalian dari siksa api neraka meskipun dengan separuh buah kurma.” (Muttafaqun ‘alaih).
“Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.”(HR. Ahmad).
Tak ada yang meragukan pahala shadaqah atau infak di jalan Allah. Di alam kubur sedekah akan memadamkan api siksa di dalam kubur (HR Thabrani). Di Hari Kebangkitan dan di padang Mahsyar mereka akan mendapat naungan Allah (HR Bukhari).
Pahala shadaqah tidak hanya dinikmati di akhirat saja, bahkan di dunia ini pun pelaku shadaqah bisa memetik keutamaannya. Salah satu keajaiban shadaqah yang bisa dirasakan di dunia adalah menjaga pelakunya dari keburukan dan musibah (daf’ul bala’).
Dalam riwayat al-Tirmidzi dan lainnya, Rasulullah shalallhu alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya shadaqah benar-benar memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian yang buruk” (hasan li-ghairihi).
Benar, shadaqah yang tulus ikhlas karena Allah dapat memadamkan kemarahan Allah sebagaimana air memadamkan api.
Maksud “kematian yang buruk (maitatas su’ atau mashari’s su’) adalah mati di atas kemaksiatan. Sebagian ulama lain menyebutkan, maksudnya adalah kematian yang Nabi shalallahu alaihi wa sallam berlindung daripadanya, seperti: pikun, jatuh dari ketinggian, tenggelam, korban kebakaran, dan dikuasai syaitan saat sakaratul maut, kabur dari medan jihad fisabilillah.
Ibnul Qayyim menjelaskan, “Sedekah memiliki pengaruh yang ajaib dalam mencegah berbagai bala’, walaupun sedekah dari seorang fajir (ahli maksiat) atau zalim. Karena Allah mencegah dengan sedekah berbagai bala’. Hal ini telah diketahui oleh manusia baik yang awam ataupun tidak. Penduduk bumi mengakui hal ini karena mereka telah membuktikannya” (Al-Waabilus Shayyib)
Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.