Ada ridha Allah yang harus kita perhitungkan sebelum kita merencanakan sesuatu, sebab itulah mengapa kita harus melibatkan Allah selalu di setiap rencana yang kita rangkai.
Karena dengan terus melibatkan Allah, maka saat yang kita harapkan tak sesuai dengan kenyataan, tentu akan lebih bijak memaknainya dengan rasa sabar, dan ikhlaspun akan mudah.
Tetaplah berprasangka baik kepada Allah, sekecewa apapun kita saat ini. Karena Allah pasti akan mempunyai penawar terbaik dari kecewa yang kita rasakan kian menderu di hati.
Dan bisa jadi nanti, Allah akan memberi kita sesuatu yang di luar dugaan, dan pastinya hal itu akan membuat kita selalu sadar bahwa hanya rencana Allah lah yang terbaik dan terindah.
Maka dari itu, jangan dulu merasa hidup begitu sempit ataupun merasa Allah tidak adil, di kala yang kita harapkan ternyata tak sesuai kenyataan.
Tetapi bersyukurlah sebanyak-banyaknya agar kita tetap merasakan kebaikan apa yang sebenarnya telah Allah sandingkan dengan rasa kecewa tersebut.
Karena pada hakekatnya tidak ada satupun takdir yang Allah tuliskan kepada hambanya yang tak membawa kebaikan, bahkan termasuk rasa kecewa yang melanda hati kita saat ini, sudah pasti akan ada hikmah yang luar biasa setelah ini.
Jadi tenangkanlah hati ini, walau kini kita merasa sangat tidak menyukai takdir yang telah Allah tuliskan untuk kita.
Karena mungkin saja saat ini Allah memang belum mengizinkan kita mendapatkan apa yang kita harap, tetapi yakinlah setelah ini pasti Allah akan memberi kita sesuatu yang lebih dari sekedar yang kita harapkan.
Oleh karena itu sekecewa apapun kita atas ketetapan-Nya, cepat-cepatlah sadarkan hati ini untuk tetap percaya pada Allah, agar rasa kecewa tidak membuat kita berpaling dari rasa syukur kepada-Nya.
Ingatlah, Allah maha sempurna dalam menuliskan kisah pada setiap hamba-hambanya, jadi tetaplah bersabar karena Allah tahu apapun yang benar-benar membuat kita baik.
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Imam Al-Munawi berkata dalam Faidhul Qadir, “Keadaan seorang mukmin semuanya itu baik. Hanya didapati hal ini pada seorang mukmin. Seperti itu tidak ditemukan pada orang kafir maupun munafik. Keajaibannya adalah ketika ia diberi kesenangan berupa sehat, keselamatan, harta dan kedudukan, maka ia bersyukur pada Allah atas karunia tersebut. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersyukur. Ketika ia ditimpa musibah, ia bersabar. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersabar.
Oleh karenanya, selama seseorang itu dibebani syari’at, maka jalan kebaikan selalu terbuka untuknya. Sehingga seorang hamba yang beriman itu berada di antara mendapatkan nikmat yang ia diperintahkan untuk mensyukurinya dan musibah yang ia diperintahkan untuk bersabar.
Semoga keadaan kita semuanya baik.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ